Banyak sekali karunia yang dianugerahi oleh Allah Swt kepada
hambanya, salah satunya bisa menjalankan ketaatan. Oleh karena itu kita
dituntut untuk bersyukur atas apa yang Allah Swt karuniakan kepada kita supaya
makin bertambah ketaatan kita kepadaNya. Allah Swt berfirman dalam Al-Quran
surah Ibrahim ayat 7:
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ
ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Dan
(ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
Habib
Jindan berkata dalam majelisnya, bahwa mereka (orang-orang yang ngaji di
majelis) adalah orang-orang yang terpilih. Banyak diantara manusia yang ketika
kita menghadiri majelis, mereka sedang di tempat-tempat maksiat, tempat-tempat
pelacuran dan lain-lain.
Meski
begitu, kita tidak boleh sekali-kali menyombongkan diri dari mereka yang
nasibnya tidak sebaik kita, apalagi berkata “Saya lebih baik darimu”, “Saya di
majelis, kau di tempat maksiat”, “Saya di surga kamu di neraka”. Semua itu
adalah sifat sombong, dan sifat sombong itu adalah sifatnya iblis, sebagaimana
mereka tidak mau sujud kepada nabi Adam As
Mengapa
tidak boleh sombong, khawatirnya nanti nasib kita ditukar, kita di tempat
maksiat dan mereka dianugerahi hadir di majelis, barulah kita sadar.
Dikatakan
dalam sebuah qoul:
من لا يرحم الرجل السوء فهو أسوأ حالا
منه
Barang siapa yang tidak mengasihani seseorang yang jahat,
maka ia lebih jahat keadaannya dari orang itu.
Wallahu a’lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar