Sirah Rasulullah SAW Sampai Umur Dua Tahun - Islamic Studies

Minggu, 17 Desember 2017

Sirah Rasulullah SAW Sampai Umur Dua Tahun

http://fsqdaqaseroja.blogspot.com/2016/08/kisah-kelahiran-rasulullah-saw-yang.html

Muhammad bin Abdillah bin Abdil Muthalib bin Hisyam bin Abdi Manaf bin Qushoi bin Kilab bin Marrrah bin Ka'ab bin Luai bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhor bin Nizar bin Muad bin Adnan. Nasabnya sampai kepada sayyidina Ismail bin Ibrahim alaihimassalam yang memiliki laqob Abu Al-Anbiya.
Ibunda Baginda Rasulullah Saw adalah sayyidah Aminah, nasab lengapnya yaitu Aminah bintu Wahab bin Manaf bin Zahroh bin Kilab (kakek ke 5 Nabi dari nasab ayahnya) dan dari beliaulah bersambungnya nasab Ibu dan ayah Nabi kepada Abu Al-Anbiya. Nabi Saw lahir pada  12 Rabiul Awal, 571 Masehi yang dikenal dengan Aam Al-fiil yaitu "Tahun Gajah".
Setelah Nabi Saw dilahirkan, ibunya mengirim beliau kepada kakeknya, Abdul Muthalib. Beliau memberikan kabar gembira dengan kelahiran cucu laki-lakinya. Kemudian beliau memasuki Ka'bah dan memberikan nama kepada cucunya dengan nama Muhammad.
Tatkala ditanya alasan kenapa diberi nama Muhammad beliau menjawab "Aku ingin dia menjadi orang yg terpuji dihadapanNya (di langit) dan dihadapan manusia (di bumi).
Perempuan yang pertama kali menyusui Nabi Saw adalah Tsuwaibah dan beliau telah menyusui paman Nabi (Hamzah) sebelum menyusui Nabi Saw. Kemudian Nabi SAW diambil oleh Halimah bintu Dzuaib As-Sa'diyah istri dari Harits bin Abdul Izzi atau Uzza. Sayyidah Halimah juga telah menyusui pamannya Nabi (Hamzah).
Nabi dan pamannya Hamzah memiliki 2 ibu sususan yang sama yaitu Tsuwaibah dan  sayyidah Halimah. Sayyidah Halimah melihat sesuatu yg luar biasa dari Nabi SAW. Dalam suatu riwayat, Ibnu Ishaq berkata, "Halimah bercerita bahwasanya dia keluar dari negerinya bersama suami, anak yang disusuinya, dan wanita dari Bani Sa’ad bin Bakar. Tujuan mereka yaitu mencari anak yang bisa disusui.
Peristiwa itu terjadi pada masa di mana krisis. dimana hewan-hewan peliharaan seperti keledai dan domba, air susunya tidak keluar walau setetes pun. Sehingga, setiap malam keluarga Halimah tidak bisa tidur, karena harus meninabobokan anaknya yang terus menangis kelaparan.
Air susu yang dimilikinya pun tidak kering. Meski demikian, ia tetap mengharapkan jalan keluar. Setelah sayyidah Halimah, suami, anaknya dan para wanita lainnya tiba di Mekkah, mereka langsung mencari bayi yang bisa disusui.
Setiap wanita dari rombongan yang ditawari untuk menyusui Nabi Saw menolaknya,  alasannya karena beliau anak yatim dan mereka mengharapkan imbalan yang bisa mencukupi dari bapak si bayi yang akan disusui.
Setelah beberapa lama, akhirnya para wanita dari Bani Sa’ad bin Bakar telah menemukan bayi yang akan mereka susui, mereka memutuskan untuk kembali ke tempat tinggalnya. Namun,  sayyidah Halimah belum menemukan bayi yang akan disusui dan ia tidak mau pulang tanpa membawa bayi yang akan disusui.
Lalu ia memutuskan untuk kembali menemui bayi yatim itu Nabi Saw untuk membawanya. Suaminya berkata, “Jangan lakukan itu!” sayyidah Halimah menjawab, “Mudah-mudahan Allah memberkahi kita dengan mengambil anak itu.” Sayyidah Halimah segera menghampiri hewan tunggangannya (keledai betina berwarna putih) dan pada waktu itu puting susunya disodorkan kepada Nabi Saw yang masih bayi, ia bisa meminum air susu sesukanya hingga kenyang. Anak kandung Halimah pun juga bisa meminum air susunya hingga kenyang, setelah itu keduanya tertidur pulas.
Padahal, sebelum itu mereka tidak pernah bisa tidur sedikit pun karena mengurus bayinya. Kemudian suami sayyidah Halimah melihat untanya yang sudah tua, ternyata air susu yang tadinya tidak bisa keluar kini menjadi penuh, maka mereka pun memerahnya. Akhirnya mereka pun bisa minum air susu unta itu, hingga mereka benar-benar kenyang. Sayyidah Halimah berkata, “Malam itu adalah malam yang terasa indah bagi kami.” Keesokan harinya suami sayyidah Halimah berkata kepadanya, “Demi Allah, tahukah engkau wahai Halimah! engkau telah mengambil satu anak yang penuh berkah.” Halimah pun berkata, “Demi Allah, padahal aku tidak berharap yang seperti itu.” Kemudian sayyidah Halimah dan suaminya bersiap-siap pergi dengan keledainya.
Semua orang heran melihat keledai milik sayyidah Halimah karena ketika berangkat keledai itu sangat kurus dan lemah, tapi sekarang keledai itu berubah menjadi perkasa. Keledai itu mampu menempuh jarak yang sangat jauh, akan tetapi tidak terlihat rasa lelah. Sedangkan, yang lainnya hampir tertinggal olehnya.
Mereka pun tiba di tempat tinggalnya di daerah Bani Sa’ad bin Bakar. Sayyidah Halimah tidak pernah melihat sepetak tanah pun miliknya yang lebih subur saat itu, domba-dombanya pun terlihat sangat kenyang dan air susunya juga berisi penuh, sehingga ia bisa memerah dan meminumnya. Padahal setiap orang yang memerah air susu hewannya sama sekali tidak mengeluarkan air susu walau hanya setetes.
Mereka berkata dengan nada tinggi kepada pengembalanya, “Celakalah kalian! Lepaskanlah hewan gembalaan kalian seperti yang dilakukan oleh gembala putri Abu Dzu’aib.” Namun, tetap saja domba-domba mereka pulang ke rumah dalam keadaan lapar dan tidak setetes pun mengeluarkan air susu.
Sedangkan, domba-domba sayyidah Halimah pada saat itu selalu pulang dalam keadaan kenyang dan susunya berisi penuh. Sayyidah Halimah dan keluarganya senantiasa mendapatkan berkah dan kebaikan dari Allah selama 2 tahun menyusui Nabi SAW. Nabi SAW pun tumbuh dengan baik, tidak seperti bayi-bayi yang lain pada umumnya.

Sumber
1.Ar-Rohiq Al-Makhtum
2.Ar-Roudh Al-Unfi
3.Sirah Ibn Hisyam
4. Ad-Duror min Syiroh Khoir Al-Basyar

Penulis adalah angkatan Daarul Muttaqien ke-21, sekarang beliau sedang bergelut menuntut ilmu di negeri Sudan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya

Foto saya
Hidup adalah belajar. Belajar hingga akhir hayat dan terus menebar manfaat.

majelis zaenul musthofa