Ustad Muammar berkata dalam majelisnya, Barang siapa yang ingin
taat pada Allah, maka harus pula taat pada Rasulullah Saw.
Hal diatas sebagaimana firman Allah Swt, dalam surat Ali Imron ayat
31:
قُلْ
إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ
لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Katakanlah:
"Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah
mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.
Pak Quraisy
Shihab ulama tafsir nusantara menafsirkan ayat diatas, “Katakan,
"Kalau kalian benar-benar jujur dengan pengakuan cinta dan ingin dicintai
Allah, ikutilah perintah dan laranganku, karena aku adalah penyampai risalah
Allah. Hal itu akan membuat Allah mencintai dan memberimu pahala, yaitu melalui
pemberian karunia kepadamu dan pemaafan kesalahan-kesalahanmu. Dan Allah Maha
Pengampun dan Maha Penyayang kepada hamba-Nya."
Kemudian, Ada dua
golongan yang tidak akan pernah kenyang. Pertama, orang yang mencari
ilmu. Kedua, orang yang mencari harta.
Orang yang sudah cinta ilmu, maka ia tidak akan pernah merasa
kenyang dengan ilmunya, bahkan ketika ia mengathui satu ilmu, ia merasa banyak
ilmu yang belum ia ketahui. Sebagaimana Syaikh Hasan Hitou menggambarkan,
apabila kalian membaca kitab, dan kitab itu mempunyai catatan kaki di halaman
bawah, dan kalian melihat catatan kaki itu merujuk pada suatu kitab lain, maka
kau akan semakin penasaran dengan ilmu itu.
Begitulah seharusny seorang penuntut ilmu bersikap…
Dan golongan kedua adalah pencari harta. Dengan sebab harta,
manusia dapat berlaku apa saja, bahkan menghalalkan segala cara jika ia sudah
sangat gila dengan harta. Berapa banyak kasus permusuhan, pembunuhan hingga
peperangan disebabkan karena harta.
Hal ini sudah diwani-wanti oleh Rasulullah Saw dalam haditsnya yang
tertera di kitab Shohih Muslim:
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ: جَلَسَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى الْمِنْبَرِ وَجَلَسْنَا حَوْلَهُ فَقَالَ إِنَّ مِمَّا أَخَافُ عَلَيْكُمْ بَعْدِي مَا يُفْتَحُ عَلَيْكُمْ مِنْ زَهْرَةِ الدُّنْيَا وَزِينَتِهَا فَقَالَ رَجُلٌ أَوَ يَأْتِي الْخَيْرُ بِالشَّرِّ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ فَسَكَتَ عَنْهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقِيلَ لَهُ مَا شَأْنُكَ تُكَلِّمُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَا يُكَلِّمُكَ قَالَ وَرَأَيْنَا أَنَّهُ يُنْزَلُ عَلَيْهِ فَأَفَاقَ يَمْسَحُ عَنْهُ الرُّحَضَاءَ وَقَالَ إِنَّ هَذَا السَّائِلَ وَكَأَنَّهُ حَمِدَهُ فَقَالَ إِنَّهُ لَا يَأْتِي الْخَيْرُ بِالشَّرِّ وَإِنَّ مِمَّا يُنْبِتُ الرَّبِيعُ يَقْتُلُ أَوْ يُلِمُّ إِلَّا آكِلَةَ الْخَضِرِ فَإِنَّهَا أَكَلَتْ حَتَّى إِذَا امْتَلَأَتْ خَاصِرَتَاهَا اسْتَقْبَلَتْ عَيْنَ الشَّمْسِ فَثَلَطَتْ وَبَالَتْ ثُمَّ رَتَعَتْ وَإِنَّ هَذَا الْمَالَ خَضِرٌ حُلْوٌ وَنِعْمَ صَاحِبُ الْمُسْلِمِ هُوَ لِمَنْ أَعْطَى مِنْهُ الْمِسْكِينَ وَالْيَتِيمَ وَابْنَ السَّبِيلَ أَوْ كَمَا قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَإِنَّهُ مَنْ يَأْخُذُهُ بِغَيْرِ حَقِّهِ كَانَ كَالَّذِي يَأْكُلُ وَلَا يَشْبَعُ وَيَكُونُ عَلَيْهِ شَهِيدًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Dari Abu Sa'id Al Khudri, ia berkata; Suatu ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam duduk di atas mimbar, sedangkan kami duduk di sekeliling beliau. Kemudian beliau bersabda: "Yang aku khawatirkan terhadap kamu semua sepeninggalku kelak, ialah karunia Allah terhadap kalian berupa harta benda perhiasan dunia." Lalu seorang laki-laki bertanya, "Mungkinkah sesuatu yang baik mendatangkan keburukan, wahai Rasulullah?" Mendengar pertanyaan itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam terdiam. Kemudian dikatakanlah kepada sahabat yang bertanya tadi, "Bagaimana pendapatmu, kamu bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, namun beliau tidak menjawab pertanyaanmu?" Laki-laki itu menjawab, "Aku mengira, mungkin wahyu sedang diturunkan kepada beliau." Setelah sadar kembali, beliau menghapus keringat beliau, lalu bersabda: "Sesungguhnya penanya ini (adalah penanya yang cerdas) " -beliau mengucapkannya dengan sikap seperti memuji-. Kemudian beliau bersabda: "Sesungguhnya kebaikan itu tidak akan mendatangkan keburukan. Tetapi apa yang ditumbuhkan di musim hujan, kadang-kadang dapat membunuh atau menyakitkan. Kecuali bagi pemakan sayur-sayuran yang memakan hanya sampai kenyang, kemudian dia menghadap ke matahari, lalu buang air besar atau kecil, sesudah itu barulah ia makan kembali. Sesungguhnya harta benda dunia itu kelihatannya hijau dan manis. Tetapi sebaik-baik harta seorang muslim, ialah yang disedekahkannya kepada orang miskin atau kepada anak yatim atau ibnu sabil (seorang yang sedang melakukan perjalanan)." Atau seperti yang disabdakan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, "Siapa yang memperoleh harta dengan tidak halal, maka ia seperti seorang yang makan namun tidak pernah merasa kenyang (puas). Sedangkan harta itu akan menjadi saksi bagi keserakahannya kelak di hari kiamat."
Maka, berada di golongan manakah kita?
Kemudian, “Jangan pernah kenyang untuk mencari ilmu, karena tanpa
ilmu hidup ini akan sia-sia.”
Apapun amalannya, jika tidak didasari dengan ilmu maka akan
sia-sia. Dengan ilmu hidup ini akan lebih indah, dengan iman hidup ini akan
lebih terarah.
Sebagaimana Ibnu Ruslan mengatakan dalam Matan
Zubad Fi Ilmil Fiqhi Alaa Madzhab Asy Syafi’i karya Asy Syeikh Ahmad Ibnu
Ruslan Asy Syafi’iy 770H – 844H, ia mengatakan:
وَكُلُّ
مَنْ بِغَيْرِ عِلْمٍ يَعْمَلُ – أَعْمَالُهُ مَرْدُوْدَةٌ لاَ تُقْبَلُ
Dan setiap yang beramal tanpa ilmu –
Amalan-amalannya tertolak tidak diterima.
Jika hati manusia bagus, maka bagus pula semua anggota tubuhnya. Sebagaimanahadis
nabi yang tercantum dalam Shahih Bukori dan Shohih Muslim:
Dari
An-Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma,
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ
مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ
الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ
“Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia
baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh
jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung)”
(HR.
Bukhari dan Muslim).
Barang siapa yang mengamalkan Sunnah Rasulullah, maka ia akan selalu bersama Rasulullah Saw. Wallahu a’lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar