Pertama Kali Azan Disyariatkan Dalam Islam - Islamic Studies

Jumat, 15 Desember 2017

Pertama Kali Azan Disyariatkan Dalam Islam



https://report.az/en/religion/cmo-has-clarified-issue-of-early-azan-in-southern-region/

Ibnu Ishaq berkata: Tatkala Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam merasa betah tinggal di Madinah, saudara-saudara beliau dari kaum Muhajirin berdatangan kepada beliau dan persatuan kaum Anshar telah tercapai, Islam pun mulai mengakar; shalat ditegakkan, zakat dan puasa diwajibkan, hudud (hukum pidana) ditegakkan, hal-hal yang halal dan haram diwajibkan dan Islam mendapat kedudukan terhormat di tengah-tengah mereka. Perkampungan Anshar selalu yang menyediakan tempat bagi kaum Muhajirin dan beriman.
Pada saat Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam tiba di Madinah, kaum Muslimin berkumpul untuk menegakkan shalat karena waktunya telah tiba tanpa seruan suara. Pada walnya, beliau ingin menggunakan suara terompet seperti orang-orang Yahudi pada saat mengajak salat, namun beliau tidak menyukainya. Kemudian Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam memerintahkan penggunaan lonceng untuk memanggil kaum Muslimin sebagai pertanda waktu shalat.
Ibnu Ishaq berkata: Pada saat kaum Muslimin berada dalam keadaan seperti di atas, tiba-tiba Abdullah bin Zaid bin Tsa'labah bin Abdu Rabbihi saudara Bani Al-Harits bin Al-Khazraj bermimpi melihat seruan shalat. Ia menghadap Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam dan berkata:
"Wahai Rasulullah, tadi malam aku bermimpi melihat seseorang memakai pakaian hijau berjalan melewatiku dengan membawa lonceng.
Aku bertanya kepadanya, "Hai hamba Allah, bolehkah loncengmu itu kubeli?"
Orang tersebut menjawab: "Apa yang kau inginkan darinya?"
Aku menjawab: "Aku akan gunakan untuk memanggil orang untuk shalat.
Orang tersebut berkata: "Maukah engkau aku tunjukkan yang lebih baik daripada lonceng ini?"
Aku berkata: "Apa itu?"
Orang tersebut berkata: "Hendaknya engkau berkata: "Allahu Akbar. Allahu Akbar. Allahu Akbar. Allahu Akbar. Asyhadu an laa Ilaaha Ilia Allah. Asyhadu an laa Ilaaha Ilia Allah. Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah. Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah. Hayya aala ash- shalah. Hayya 'alas ash-shalah. Hayya alal falah. Hayya alalfalah. Allahu Akbar. Allahu Akbar. Laa ilaaha ilia Allah!'
Usai Abdullah bin Zaid mengisahkan mimpinya kepada Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam, beliau bersabda: "Mimpi itu benar, insya Allah. Cepat engkau temui Bilal, kemudian ajarkan lafadz tersebut kepada Bilal agar ia menyeru dengan seruan tersebut, karena suara Bilal lebih keras dari suaramu.
Tatkala Bilal sedang mengumandangkan adzan tersebut, Umar bin Khaththab mendengarnya. Ia segera pergi menemui Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam mengenakan selendangnya. Ia berkata:
"Wahai Nabi Allah, demi Allah! Aku juga melihat dalam mimpiku seperti yang dilihat Abdullah bin Zaid dalam mimpinya.
Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Segala puji bagi Allah atas semua ini."
Ibnu Ishaq berkata: Peristiwa di atas disampaikan kepadaku oleh Muhammad bin Ibrahim bin Al-Harits dari Muhammad bin Abdullah bin Zaid bin Tsa'labah bin Abdu Rabbihi dari ayahnya. Ibnu Ishaq bercerita: Muhammad bin Ja'far bin Zubair berkata kepadaku dari Urwah bin Zubair dari seorang wanita Bani An-Najjar yang berkata: "Tidak ada rumah yang paling tinggi di sekitar masjid kecuali rumahku dan Bilal biasa menyerukan suara adzan shubuh di atasnya pada setiap pagi.
Jika waktu shubuh telah tiba, ia berdoa: "Ya Allah, sesungguhnya aku memuji-Mu dan memohon pertolongan-Mu agar orang-orang Quraisy mengokohkan agama-Mu. Setelah itu, Bilal menyerukan suara adzan. Demi Allah, aku lihat Bilal selalu mendawami doanya tersebut."
Sumber: Sirah Ibnu Hisyam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya

Foto saya
Hidup adalah belajar. Belajar hingga akhir hayat dan terus menebar manfaat.

majelis zaenul musthofa